SAMPIT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melakukan monitoring pengecekan sumur bor di Kelurahan Parenggean, Kecamatan Parenggean. Pengecekan dilakukan untuk memastikan sumur bor dapat berfungsi dengan baik.
”Kami mengecek sumur bor di belakang Kantor Kelurahan Parenggean. Setelah dicek bersama Pak Lurah, sumur bor masih berfungsi dengan baik,” kata Yephi Hartady Periyanto, Sekretaris BPBD Kotim, Senin (8/11).
Yephi menuturkan, sumur bor itu telah dibangun tahun 2019 sebesar Rp 75 juta melalui dana bagi hasil dana reboisasi (DBH DR). Tandon yang terbuat dari beton berukuran 2×2 meter dengan ketinggian 2 meter itu dapat menampung kapasitas air 4.000 liter.
”Mesinnya saya cek masih aktif. Sempat rusak tapi masih bisa diatasi,” katanya.
Dibangunnya sumur bor di belakang Kantor Kelurahan Parenggean dikarenakan areal tersebut rawan terjadi karhutla dan jauh dari sumber mata air. ”Kalau sudah musim kemarau kering sekali. Susah mencari air. Lokasinya mudah terbakar. Sekali puntung rokok dibuang di sini, bisa jadi api yang membakar lahan,” katanya.
Terkait titik panas di Parenggean, dia melanjutkan, dilaporkan nihil. Namun, beberapa minggu lalu ditemukan titik panas di Desa Merah, Kecamatan Tualan Hulu. Setelah dicek ke lapangan, memang ada pembakaran lahan dan langsung ditangani petugas poslap.
Yephi melanjutkan, status siaga banjir diperpanjang sampai 23 November. Sedangkan siaga karhutla dijadwal berakhir 11 November 2021. ”Poslap masih aktif di empat lokasi di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Pulau Hanaut, Kecamatan Telaga Antang, dan Parenggean.
”Khusus Poslap Parenggean, menangani dua wilayah Kecamatan Parenggean dan Tualan Hulu yang sejalur dengan Sungai Tualan,” tandasnya. (hgn/ign)