Dulu Kehabisan Stok, Sekarang Sepi Pembeli

Tren Gowes Mulai Meredup

sepeda gowes
MULAI SEPI : Penjualan sepeda makin sepi saat tren gowes mulai menurun di salah satu toko di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Sabtu (19/6). (RINDUWAN /RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Tren gowes atau olahraga bersepeda di Kabupaten Kotawaringin Barat yang sempat naik pada awal pandemi lalu kini berangsur turun. Peminat olahraga sepeda di Kota Pangkalan Bun juga berkurang drastis sejak beberapa bulan terakhir. Penurunan tren gowes ini berdampak pada penjualan sepeda di Pangkalan Bun. Para penjual sepeda kini mulai merasakan penurunan penjualan.

Salah satunya diungkapkan Nagita, Pemilik Toko Sepeda Top UP Jaya ini mengatakan, saat memasuki bulan ke enam sejak masuknya pandemi Covid-19 di Kobar atau saat akhir tahun 2020, hingga sebelum bulan Ramadan 2021/1442 Hijriah kemarin, penjualan sepeda di Kobar meningkat drastis. Bahkan sampai ada yang kehabisan stok dan ada juga dalam sehari sampai terjual 8 unit sepeda.  “Akan tetapi, saat ini dalam sehari terjual 3 – 4 unit dan bahkan pernah dalam sehari itu tidak ada pembeli sama sekali,” kata Nagita.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Keteguhan Hati Pedagang Pentol Bundaran Pancasila

Menurutnya saat ini penjualan sepeda memang mengalami penurunan yang cukup signifikan. “Penurunan pembeli itu terjadi sejak memasuki bulan Ramadan sampai saat ini. Itu orang mulai sepi beli sepeda, sehari terjual 3 – 4 unit sepeda dari sebelumnya sampai 8 unit dalam sehari,” katanya.

Gita juga mengungkapkan bahwa penurunan penjualan sepeda ini disinyalir karena masyarakat Kobar sudah banyak yang punya sepeda, selain itu bisa jadi karena tren gowes di Kobar mulai sepi atau kegiatan aktivitas bersepeda juga tidak seramai dulu. “Mungkin karena orang  sudah banyak yang punya sepeda. Terus even gowes juga sepi, kalau dulu masih sering acara gowes. Bahkan ada beberapa kegiatan gowes yang sampai saat ini juga belum dilaksanakan,” tuturnya.

Ia menyebut bahwa pembeli sepeda di tokonya saat ini justru rata – rata dari luar daerah. Seperti Lamandau dan Sukamara, sementara orang dalam Kota Pangkalan Bun, lebih banyak belanja aksesoris sepeda. Hal serupa juga diungkapkan  salah seorang penjual sepeda bernama Ricky. Sebelumnya ia sempat kehabisan stok. Bahkan, saat mencari ke Jawa barangnya tidak tersedia. Namun saat ini mulai sepi kembali.  “Dulu waktu masih jualan di toko kakak saya, sampai kehabisan stok. Bahkan di Jawa stok habis, kalaupun ada itu harganya naik sampai Rp 1 juta. Tapi sekarang sehari terjual 3 unit sudah lumayan,” jelasnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *