Eksibisionis Ini Apes Saat Beraksi

Viral Setelah Motor Mogok Saat Akan Kabur

asusila
ASUSILA: Pelaku eksibisionis yang kepergok korban dan lari sambil menuntun kendaraanya di Sport Center Sampuraga Baru, Kamis (19/8) (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Tindakan asusila di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin meresahkan para kaum hawa, rata-rata pelaku perbuatan asusila mengincar korban berusia muda. Nasib apes salah satunya dialami oleh warga Madurejo, Arti Titah Utami. Saat berolahraga di kawasan Sampuraga Baru, ia mendapat perlakuan tidak senonoh dari seorang pria yang tidak dikenalnya.

Ia menceritakan, saat itu ia sedang berolahraga pagi dan ia merasa dibuntuti oleh seorang pria yang mengendarai sepeda motor matik. Saat itu pengendara tersebut hanya melewati dirinya. Namun ketika ia melewati jalan yang sepi, pengendara itu berbalik arah dan mengikutinya lagi. Saat jarak makin dekat, Arti langsung membalikan badannya ke arah pria tersebut dan pria tersebut kembali hanya melewatinya.

Bacaan Lainnya

“Ternyata pelaku menghentikan kendaraannya dan seketika itu mengeluarkan kemaluannya sambil onani di atas kendaraan,” ungkapnya, Sabtu (21/8).

Baca Juga :  Polisi Buru Maling Kotak Amal yang Begentayangan di Masjid Kota Sampit

Mendapati perlakuan tidak senonoh tersebut, ibu muda ini sontak berteriak dan memaki-makinya sembari mengeluarkan telepon seluler untuk merekam perbuatan asusila pria tersebut. Mendapati aksi cabulnya diketahui korbannya, pelaku bergegas memperbaiki celananya dan bermaksud kabur. Sialnya motor yang dikendarainya mogok sehingga pelaku melarikan diri sambil menuntun motor tersebut.

“Sebenarnya aku takut juga, ada rasa kasihan, rasa mikir-mikir cuma aku masih ngerekam. Habis itu aku langsung telpon suami,” terangnya.

Korban menjelaskan, ciri-ciri pelaku menggunakan sepeda motor warna hitam, memakai helm dan masker. Mengenakan kaos biru bercelana merah. Sampai saat ini korban masih trauma mengingat peristiwa tersebut. Arti Titah Utami mengimbau kepada seluruh perempuan yang ada di Kobar untuk tidak takut untuk melawan dengan cara berteriak atau meminta bantuan orang lain. ”Kalian harus berani, jangan takut dan berteriak yang kencang, kalau kalian takut pelaku yang menderita kelainan ini malah senang puas,” pungkasnya (tyo/sla)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *