SAMPIT – Sejumlah lampu merah atau alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), mulai diperbaiki secara bertahap. Ada enam titik lampu merah yang ditangani.
Pantauan Radar Sampit, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dishub Kotim Oktav Pahlevi memantau langsung petugas teknis melakukan perbaikan di persimpangan Jalan MT Haryono – HM Arsyad, Senin (1/11) malam.
”Traffic light disini sudah diperbaiki minggu lalu. Tetapi mati lagi. Kami lakukan pengecekan, sepertinya kabel bawah tanahnya yang putus. Makanya, kadang hidup, kadang mati sendiri,” kata Oktav, Senin (1/11).
Dari 16 titik traffic light yang tersebar di Kota Sampit, termasuk satu titik yang berada dipersimpangan ruas Jalan Tjilik Riwut-Pemuda-Pramuka milik Balai Pengelola Tranportasi Darat (BPTD) Kemenhub Wilayah XVI Provinsi Kalteng, ada enam titik yang tidak berfungsi selama berbulan-bulan.
Lampu merah rusak itu, diantaranya persimpangan ruas Jalan Ahmad Yani – Suprapto, persimpangan Cut Nyak Dien-S Parman, persimpangan Pelita-HM Arsyad, persimpangan MT Haryono-HM Arsyad, persimpangan Jalan Tidar-Tjilik Riwut, dan persimpangan Jalan MT Haryono-Suprapto.
”Satu per satu traffic light sudah ditangani. Kendalanya terjadi kerusakan pada modul dan kontrolnya. Ada yang rusak karena kabel jaringan bawah tanahnya,” ujarnya.
Oktav mengatakan, proses perbaikan tak bisa cepat langsung ditangani dalam sehari. Pasalnya, petugas teknis masih menunggu alat yang dipesan dari Jawa Barat.
”Kami masih nunggu alat dari Jawa. Perkiraan minggu ketiga November, komponen alatnya baru datang. Jadi, kami masih melakukan pengecekan mana yang bisa diperbaiki, ya dilakukan perbaikan. Mana yang perlu pergantian alat, mau tidak mau menunggu alatnya datang,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa titik traffic light sudah berfungsi. ”Traffic light di Jalan Ahmad Yani samping Swalayan Kusuka sudah dilakukan perbaikan. Untuk di persimpangan Jalan MT Haryono-Kapten Mulyono hanya dihidupkan lampu kuning tanda berhati-hati saja. Khusus titik itu perlu dilakukan kajian durasinya agar antrean panjang tidak sampai terulang kembali,” tandasnya. (hgn/ign)