Fenomena Penyebab Kenaikan Harga Jagung

Fenomena Penyebab Kenaikan Harga Jagung
AKBP.Rebekka Artauli L. Tobing, S.Sos, M.Si

 

  1. Latar Belakang Isu kenaikan Harga Jagung

Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) beda pendapat soal penyebab kenaikan harga jagung. Seperti diketahui, harga jagung untuk komoditas pakan hewan ternak menjadi sorotan publik menyusul adanya peternak yang mengeluhkan tinggi harga jagung ke Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi pun langsung menugaskan Kementan dan Kemendag untuk menyediakan jagung sebanyak 30.000 ton dengan harga Rp 4.500 per kilogram.

  1. Perspektif Kenaikan Harga Jagung Menurut Teori Mikro dan Makro

Kenaikan harga jagung dalam perspektif Teori Mikro dan Makro dipengaruhi oleh supply and demand yang ditinjau dari faktor kebijakan pemerintah, sustainable produksi, dan distribusi. Saat ini, permintaan komoditas jagung di pasar domestik meningkat disebabkan meningkatnya permintaan dari peternak unggas dan industri berbahan baku jagung, sehingga tidak adanya kesimbangan antara supply and demand yang berakibat harga jagung berfluktuasi. Fluktuasi harga komoditas jagung yang tidak menentu ini berdampak pada kestabilan perekonomian di Indonesia karena berhubungan dengan peternak unggas dan industri yang produknya berbahan baku jagung. Bahkan dampak yang lebih besar lagi akan tejadinya inflasi disebabkan ketersediaan barang yang tidak seimbang dengan tingginya permintaan serta meningkatnya biaya produksi namun tidak didukung dengan daya beli.

  1. Strategi Mengatasi Kenaikan Harga Jagung Menurut Teori Mikro dan Makro
Baca Juga :  Akses Judi Daring Ditutup, Cukupkah Menyelesaikan Masalah?

Strategi Mengatasi Kenaikan Harga Jagung Menurut Teori Mikro dan Makro terdapat langkah-langkah yang dapat menjadi pendekatan dalam mengatasi masalah harga jagung yang dijelaskan di bawah ini.

a. Kebijakan pemerintah tentang Disparitas Harga

Adanya ketidakseimbangan disparitas harga jagung memerlukan suatu kebijakan stabilisasi harga. Salah satu faktor penyebabnya harga jagung dipasaran melebihi Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah. Penentuan HAP dalam mendukung kestabilan harga jagung tidak mudah, karena berhubungan dengan karakteristik wilayah di Indonesia yang cukup luas dan tidak semua daerah sebagai penghasil jagung, namun hampir semua daerah memiliki peternak unggas yang menghasilkan daging dan telur. Selain itu, munculnya permintaan absolut dari permintaan konsumen terhadap komoditas jagung yang  tidak disertai dengan daya beli. Faktor lainnya adalah dualiseme kebijakan yang terjadi antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Perdagangan.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *