GAWAT!!! Daftar Antrean PCR Makin Panjang

Akibat Pembatasan Layanan Harian

antrean PCR panjang
Ilustrasi tes swab PCR (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

PANGKALAN BUN– Pembatasan layanan PCR bagi pelaku perjalanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun berimbas pada panjangnya antrean. Pasalnya dalam sehari, rumah sakit hanya akan mengeluarkan hasil tes bagi 30 orang saja.

Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Fahrudin menjelaskan, seperti diketahui bahwa dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat membuat Satgas Covid-19 membatasi layanan PCR bagi pelaku perjalanan. Sehingga rumah sakit juga harus tunduk dengan aturan Satgas Covid-19.

Bacaan Lainnya

Pembatasan PCR bagi pelaku perjalanan ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pelayanan PCR bagi pasien yang dirawat di rumah sakit maupun yang menjalani isolasi mandiri. “Dengan pembatasan PCR bagi pelaku perjalanan. Maka kuota 30 orang per hari selalu penuh,” kata Fahrudin.

“Karena tingginya permintaan PCR bagi pelaku perjalanan, maka terjadi penumpukan berkas. Misalnya saja saat melakukan PCR hari ini, mereka itu sudah masuk daftar sehari sebelumnya bahkan dua hari lalu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Terseret Dugaan Korupsi Agrotama Mandiri, Ujang Iskandar Dituntut 7,5 Tahun Bui

Jika ada masyarakat yang membutuhkan cepat itu tidak bisa dilakukan. Mengingat daftar antrean itu bisa sampai tiga hingga empat hari kedepan. “Maka dari itu, saat masyarakat datang mau langsung diswab itu tidak bisa. Karena daftar antreannya sangat banyak dan kita menghargai yang sudah lama mendaftar,” ujarnya.

Berbeda halnya, ketika ada yang datang kemudian akan ke Pulau Jawa karena ada keluarga meninggal atau ada keluarga sakit keras, tentu bakal diberikan layanan yang sesuai. Hal inipun harus disertai dengan bukti, misalnya saat ada keperluan keluarga meninggal harus ada keterangan surat keterangan dari desa atau dari rumah sakit.

“Kami harap masyarakat bisa memahami kondisi seperti sekarang ini. Jangan datang pas kuota penuh dan langsung memaki petugas. Ini bukan soal permainan, tapi memang daftar tunggunya panjang. Kami juga meminta agar dijaga pihak kepolisian agar tidak ada orang yang mengamuk saat hendak mengurus PCR. Karena sudah banyak terjadi dan petugas kami menjadi sasarannya,” pungkas Fahrudin. (rin/sla)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *