Usia Dhinar sebagai pemimpin cabang tergolong muda, yakni 34 tahun. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, ini memilih BRI sebagai jalan hidup karena merupakan perusahaan BUMN yang bonafid dan perbankan terbesar di Indonesia.
”Sejak awal bekerja di BRI, saya tugas di berbagai daerah. Mulai dari Bandung, Bali, Lampung, Banjarmasin, hingga Sampit. Sesuatu yang menarik bagi saya adalah bisa selalu belajar budaya dan bahasa yang berbeda-beda,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta ini.
Di setiap tempat kerja baru, Dhinar selalu belajar bahasa daerah. Meski tidak bisa secara aktif bicara, dia bisa memahami lawan bicara yang memakai bahasa daerah. Ketika di Sampit pun dia juga belajar bahasa daerah yang cenderung mempergunakan bahasa Banjar. Baginya, bahasa Banjar bukan hal baru karena sebelumnya sudah bertugas di Banjarmasin selama satu tahun.
Menurutnya pandangannya, Kotawaringin Timur merupakan kabupaten yang maju dan potensial. Kotim merupakan daerah yang memiliki bisnis perkebunan kelapa sawit dengan lahan terluas di Kalimantan Tengah. Adanya pelabuhan dan bandar udara juga menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi Sampit.
”Selain itu, masyarakat Sampit sangat bersahabat dan hangat terhadap warga luar daerah. Koordinasi dengan instansi pemerintahan maupun swasta juga berjalan baik,” kata Dhinar yang tampak antusias bertugas di Sampit. (yit)