SAMPIT – Tragedi maut lubang tambang emas tradisional di Desa Tumbang Torung, Kecamatan Bukit Santuai, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menggegerkan sejumlah warga. Enam penambang tewas akibat tertimbun longsoran tanah dari galian tambang tersebut.
Radar Sampit memperoleh informasi penambangan emas tersebut diduga milik warga bernama Marlendi, sementara alat penambang milik Doby. Mengenai izin tambang di lokasi tersebut, belum diketahui ilegal atau sebaliknya.
Aktivitas tersebut telah berjalan sekitar tiga bulan terakhir. Penambangan dilakukan di daerah berbukit, sehingga penambang harus masuk membuat lubang di dalam tanah.
Kapolres Kotim AKBP Abdoel Harris Jakin mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kejadian tersebut. Dirinya bersama sejumlah anggota langsung menuju lokasi kejadian. ”Nanti, kalau sudah olah TKP (tempat kejadian perkara, Red), baru kami jelaskan,” ujarnya singkat.
Terpisah, Danramil Kuayan Kapten Munthe mengungkapkan, lokasi tersebut bisa dijangkau melalui sungai menggunakan kelotok dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Dia mengaku belum tahu persis kronologis kejadiannya. Namun, pihaknya telah turun ke lokasi. (ang/hgn/sir/ign)