Janda Kawin Lagi, Dapat Suami Hobi Cangkruk

Janda Kawin Lagi

Setelah jadi jamud alias janda muda selama lima tahun, Karin memberanikan diri untuk menikah. Pilihannya jatuh pada Donjuan, pria 36 tahun yang mampu membius akal sehatnya.

Maksud hati menikah lagi agar menemukan laki-laki yang bisa membimbing dirinya dan dua orang anaknya, eh Donjuan malah menjadi beban hidup Karin. Tak hanya beban rokok dan kopi, tapi juga beban batin.

Bacaan Lainnya

Ternyata, setelah menikah, Karin baru tahu kalau Donjuan  ini masuk kategori pria yang malas. Parahnya, malasnya nggak hanya pas weekend. Tapi, setiap hari. 24 jam x 7 hari. “Opo gak neg ndelok bojo ngunu kuwi,” sambat Karin ditemui di Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya, belum lama ini.

Setiap hari kerjaan Donwori hanya malas-malasan di rumah. Lalu, minta uang ke Karin. Untuk beli udut atau kopi di warkop deket rumah. “Sementara, dari pagi sampek sore, aku kerjo. Golek duit,” Karin melanjutkan acara sambatnya.

Baca Juga :  Truk CPO Vs Mobil, Satu Meninggal Dunia

Sudah berumah tangga, Donjuan malah seperti anak sekolah saja. Yang mengandalkan uang jajan dari orang tua. Kurang lebih seperti itu Donjuan setelah menikah.  “Dulu kenal, ngakunya mau kerja buat bahagiakan saya. Setelah menikah lha kok palsu,” ujar Karin.

Bukan sekali, dua kali, tapi sering. Donwori meminta uang ke Karin. Bahkan tanggung jawab sebagai suami, Donjuan melupakannya. Ia jarang ada di rumah untuk keluarganya dan memilih pergi cangkrukan.

Begitu setelah menikah, Karin menyesal ternyata menikah lagi tidak semudah yang dibayangkan. Suaminya yang dulu, Donwori lebih mengerti dan bertanggung jawab. Ia mengira Donjuan seperti suaminya dulu, namun kenyataannya malah terbalik.  “Tiwas rabi maneh, ngerti gitu mendingan nggak usah,” sesalnya.

Pada akhirnya setelah menikah dengan Donjuan dua tahun, Karin memutuskan untuk menggugat cerai suaminya itu. Donjuan kini sudah tidak pernah kembali entah pergi ke mana. “Sudah mending saya fokus kerja merawat anak-anak saya. Dari pada menikah lagi malah jadi beban kepikiran terus makan ati,” tandas Karin. (*/opi/jpg)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *