PALANGKA RAYA – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Ahmad Syaifudi mengingatkan, SMA sederajat di provinsi ini harus memerhatikan semua mekanisme penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini.
Sesuai dengan jadwalnya pendaftaran PPDB tingkat SMA sederajat mulai dibuka Senin besok, hingga 17 Juni. Sementara itu pengumuman hasil seleksi PPDB disampaikan pada 19 Juni, yang kemudian dilanjutkan dengan pendaftaran ulang bagi peserta didik yang dinyatakan lulus PPDB pada 21-26 Juni.“Nanti setelah itu semua, akan dilanjutkan dengan pengelompokan peminatan, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS),” katanya kemarin.
Dalam pelaksanaan PPDB ini, Syaifudi menegaskan pihaknya bersama dengan satuan pendidikan membuka posko PPDB untuk pelayanan. Keberadaan sarana tersebut tentunya bertujuan untuk mendukung semua tahapan pelaksanaan penerimaan peserta didik ini.
“Tentu PPDB tahun ajaran 2021/2022 ini diharapkan berjalan dengan sangat baik, dengan adanya pengawasan dari semua pihak,” ucapnya.Ia menegaskan, aturan yang sangat perlu diperhatikan berkaitan dengan biaya PPDB. Dimana sekolah yang telah menerima bantuan operasional sekolah dari pemerintah, maka dapat dipastikan PPDB tidak dipungut biaya.
Sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan ataupun sumbangan yang terkait dengan pelaksanaan PPDB maupun perpindahan peserta didik. Dalam hal ini sekolah tidak diperbolehkan melakukan pungutan, untuk membeli seragam atau buku tertentu yang dikaitkan dengan PPDB.
“Untuk itu, ketentuan yang sudah dipersyaratkan tersebut menjadi perhatian bersama selama proses PPDB berlangsung,” katanya mengingatkan.
Terkait dengan kondisi pandemi Covid-19 sekarang ini, semua satuan pendidikan wajib memerhatikan kesehatan siswa, tenaga pendidik dan seluruh warga sekolah, sebagai sesuatu yang prioritas. Hal ini bertujuan agar PPDB tidak menjadi pemicu penularan Covid-19 atapun klaster baru.
“Semua satuan pendidikan yang memungkinkan melakukan PPDB secara daring untuk mencegah berkumpulnya kerumunan massa berskala besar, ya harus dimaksimalkan. Tapi secara offline, tentu protokol kesehatan menjadi sangat penting,” tandas Syaifudi. (sho/gus)