Jatuh Bangun Menanam, Berkali-kali Gagal Panen

Berkunjung ke Kebun Buah Naga di Desa Kandan

buah naga
PANEN: Direktur Radar Sampit Siti Fauziah saat panen buah naga di Desa Kandan, akhir pekan lalu.

Tamasya tak harus melakukan perjalanan jauh menuju tempat wisata.  Ada pilihan lain untuk mencari kesenangan, seperti mengunjungi Kebun Buah Naga di Desa Kandan, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur.

HENY, Sampit

Bacaan Lainnya

Cuaca cerah Sabtu (14/8) siang itu, membuat Direktur Radar Sampit Siti Fauziah ingin menghabiskan waktu akhir pekan mengunjungi kebun buah naga di Desa Kandan.

Ditemani Manager Iklan Radar Sampit Fafan Rinaldi dan kerabatnya, mereka lalutancap gas menuju lokasi dengan waktu tempuh sekitar 35 menit. Jalan yang dilalui beraspal. Sebagian masih berkontur tanah. Ada dua jembatan berkonstruksi beton yang dilintasi dan satu jembatan kayu yang terlihat begitu memprihatinkan.

Memasuki Desa Kandan, disepanjang jalan yang dilalui terdapat tanaman aneka sayur-sayuran dan buah yang terhampar luas. Termasuk pohon sawit yang dimiliki pihak perusahaan.

Baca Juga :  Hari Ini Jembatan Katingan Ditutup Enam Jam

Setiba di Desa Kandan, kedatangan rombongan disambut hangat petani buah naga yang ramah dan humoris. Di kediamannya, sang petani menyuguhi Radar Sampit dengan buah naga yang langsung dipetik didepan pekarangan rumahnya. Tak hanya buah naga. Adapula  buah Pisang yang disajikan.

Tak lama duduk, istri pemilik rumah membawa beberapa cangkir berisi teh hangat. Siti begitu senang mendapat sambutan ramah dari warga Desa Kandan yang sebagian besar warga transmigran itu.

Mereka diajak Raden Marso Kerto Suitono (52),petani buah naga di Desa Kandan untuk menuju lokasi yang tak jauh dari rumahnya. Pria asal Semarang, Jawa Tengah itu sudah lama merantau sejak tahun 2010. Membawa istri dan ketiga anaknya, mereka menetap di Desa Kandan sebagai petani.

Sebelum fokus menanam buah naga, Marso menanam berbagai jenis sayuran.  Sempat pula dia mengembangkan tanaman semangka dan panen sebanyak 5 ton. Namun, karena ketatnya persaingan dan harga dipasaran tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan, Marso akhirnya beralih menggeluti tanaman buah naga.

Baca Juga :  Berebut Lewat Jembatan Bajarum, Dua Truk Trailer Kejepit di Tengah Perjalanan

Dengan lahan seluas 2 hektare, Marso mulai merintis menjadi petani buah naga di tahun 2015. Di tahun ini dia mulai menanam bertahap mulai ¼ hektare hingga 2 hektare. Saat itu dia belum menikmati hasil panen.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *