Jawara MasterChef Indonesia Termuda

Jawara MasterChef Indonesia Termuda
MENGASAH DIRI: Jesselyn saat menempuh pendidikan kuliner di Le Cordon Bleu Dusit Culinary School, Bangkok. Dari sana, dia memperdalam ilmu mengolah masakan Thailand dan Prancis, dua jenis makanan dengan ciri khas berbeda. (Instagram Jesselyn Lauwreen/Jawa Pos)

Usianya boleh paling muda di ajang MasterChef Indonesia Musim 8 (MCI 8). Namun, pada akhirnya, Jesselyn Lauwreen mampu mengungguli para peserta lain dan diumumkan sebagai pemenang utama. Berbekal pengalaman dan pengetahuan kuliner, perempuan 21 tahun asal Medan itu berhasil memukau ketiga chef juri: Juna Rorimpandey, Renatta Moeloek, dan Arnold Poernomo. Kini, usai MCI 8, Jesselyn siap menjalani karier sebagai the new celebrity chef. Yuk, kenalan lebih dekat dengannya.

Dengan terpilihnya Jesselyn sebagai pemenang, dia telah memecahkan rekor pemenang MCI termuda yang sebelumnya dipegang Stefani Horison (MCI 5, 2019). Stefani memenangi kompetisi pada usia 22 tahun, sedangkan Jesselyn di usia 21 tahun. ”Namun, saya tetap masih harus banyak belajar,” katanya saat diwawancara Jawa Pos.

Jesselyn merasa senang dan terhormat menjadi pemenang termuda ajang memasak nasional. Itu adalah awal yang baik untuk karier kulinernya. ”MCI adalah jembatan buat saya untuk mencapai mimpi dan goals aku di bidang kuliner,” ujarnya. Dengan menjadi jawara, Jesselyn mendapat banyak exposure yang akan sangat berguna bagi karier kulinernya kelak.

Baca Juga :  Energi Doa yang Menggetarkan Alam: 6 Weton dengan Doa yang Cepat Terkabul Menurut Primbon Jawa

Kecintaan Jesselyn pada dunia memasak dan kuliner muncul dari lingkup keluarga. Sejak kecil, perempuan kelahiran Medan, 1 Maret 2000, itu sudah terbiasa melihat keluarganya sibuk di dapur dan membuat masakan. Hal tersebut membuat Jesselyn ingin mengasah kemampuannya. Dia menempuh pendidikan kuliner dua kali. Yakni, di Le Cordon Bleu Paris, Prancis (cuisine diploma, 2020), dan Le Cordon Bleu Dusit Culinary School, Bangkok, Thailand (the professional Thai cuisine programme and basic French cuisine course, 2019).

Menurut Jesselyn, sekolah kuliner di dua negara berbeda membuatnya lebih kaya dalam hal wawasan dan keterampilan. ”Budaya kuliner dari dua negara tempat saya belajar sangat berbeda. Mulai rasa, teknik, konsep, penikmat, hingga bahan,” katanya.

Kecintaan terhadap dunia kuliner dan ilmu yang didapat Jesselyn dari sekolah kuliner lantas diterapkannya dalam bisnis kuliner. Pertama, ada restoran Miramar di Medan yang dikelola keluarganya sejak lama. ”Sudah buka selama 51 tahun. Nenek saya adalah orang di balik Miramar,” ungkap Jesselyn.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *