PANGKALAN BUN – Harga telur ayam ditingkatan peternak lokal di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terjun bebas. Hal itu diduga akibat membanjirnya pasokan telur ayam dari luar Kalimantan Tengah. Mirisnya lagi penurunan harga telur ayam lokal tersebut tidak diimbangi dengan penurunan harga pakan ayam petelur. Akibatnya peternak lokal mulai menjerit karena kerugian sudah di depan mata.
Saat disambangi dipeternakannya di Desa Sungai Tendang, Kecamatan Kumai, Nur Halifah mengungkapkan bahwa sebelum ini harga telur ayam per dus ukuran besar atau setara dengan 11 piring telur dihargai Rp540 ribu. “Saat ini harga telur ayam per dus untuk yang ukuran besar sekitar Rp470 ribu dan penurunannya signifikan,” ujarnya, Selasa (2/11).
Sementara untuk ukuran tanggung dari semula harganya Rp500 ribu, turun drastis menjadi Rp450 ribu dan yang berukuran kecil dari semula harganya Rp470 turun menjadi Rp410 ribu.
Menurutnya hal itu tidak lepas dari membanjirnya pasokan telur ayam dari Pulau Jawa sehingga berimbas pada harga telur ayam lokal. Ia menyebut bahwa kerugian yang dialaminya sudah berjalan sejak sebulan terakhir. Bahkan, saat harga telur ayam peternak lokal turun, harga pakan juga naik hingga mencapai harga Rp350 per saknya. Sehingga antara produksi dan hasil menjadi tidak seimbang.
Diungkapkannya, kerugian akibat merosotnya harga telur lokal diyakininya merata dirasakan oleh semua peternak lokal. Untuk itu ia berharap, agar harga telur bisa kembali stabil dan peternak lokal di Kobar dapat bernafas lega. “Bukan hanya peternak berskala besar tetapi juga peternak kecil yang merugi, harga telur turun harga pakan malah naik,” tandasnya. (tyo/sla)
