PANGKALAN BUN – Kobaran api kebakaran hutan dan lahan membuat panik warga dipermukiman pesisir Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Senin (26/7) pukul 16.20 WIB.
Kebakaran itu terjadi di Jalan Utama Desa Kubu, tepatnya di belakang permukiman warga, mengingat jarak api dan rumah hanya sekitar 30 meter, masyarakat panik dan berlarian untuk memadamkan api dengan menggunakan alat seadanya termasuk potongan ranting pohon.
Bahkan, beberapa anak-anak ikut berjibaku memadamkan api, namun mengingat hembusan angin laut begitu kencang membuat api semakin membesar dan dengan cepat meluas, terlebih di lokasi kebakaran tidak ditemukan sumber air. Warga yang sudah kewalahan melakukan penanganan pemadaman akhirnya menghubungi BPBD Kobar untuk meminta pertolongan.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kobar yang mendapat laporan segera meluncurkan personel dan armadanya, mengingat jauhnya jarak tempuh TRC BPBD Kobar tiba di lokasi sudah menjelang malam.
Kencangnya hembusang angin dan vegetasi yang terbakar berupa tanaman merambat, tanaman bakau dan akasia serta dengan jenis lahan yang terbakar berupa lahan mineral pasir membuat tim kesulitan.
Tiga unit water suplai dengan kapasitas ribuan liter air tidak mampu menjinakkan si jago merah yang terus membara, terpaksa harus putar arah menuju laut untuk mengambil air dan kembali mengguyur kobaran api.
“Lokasi kebakaran di belakang permukiman warga, hanya berjarak puluhan meter tidak ada sumber air, angin begitu kencang membuat kami kewalahan,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar, Martogi Siallagan, Selasa (27/7).
Beruntung, TRC BPBD Kobar tidak sendiri, Tagana Dinsos dan MPA Kumai juga turut terjun ke lokasi kebakaran untuk ikut membantu, dan pada pukul 19.10 WIB api dapat dipadamkan.
Tidak kurang dua hektar lahan dari total luasan empat hektare yang terbakar dapat ditangani, sehingga kebakaran tidak semakin meluas menghanguskan hutan yang menjadi penyangga kawasan tersebut.
“Kita belum mengetahui sumber api yang menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut, yang pasti pada saat itu kondisi cuaca begitu panas dan beberapa hari tidak turun hujan,” pungkasnya. (tyo/sla)