“Terbang kemana pakai kartu vaksin. Padahal sudah swab/PCR. Apa gak bisa salah satu saja yang dipakai,” tuturnya.
Sementara itu, Tiwi warga lainnya hingga kini harap-harap cemas karena kedua orang tuanya yang berada di Semarang hingga kini belum dapat pulang ke Kalimantan.
Tiwi menceritakan sebulan yang lalu orangtuanya sudah sempat akan pulang ke Kalimantan, tiket sudah di pesan. Namun saat menjalani tes di bandara ternyata keduanya positif Covid-19 hingga harus lakukan isolasi mandiri selama 14 hari saat itu.
“Tiket pun hangus, gak bisa di refund sama sekali,” ucapnya.
Saat ini, ketika berencana pulang ke Kalteng lagi-lagi harus tertunda karena ayahnya belum divaksin. Faktor kesehatan membuat sang orangtua tidak dapat di vaksin, sehingga harus menunggu sampai kondisinya benar-benar memenuhi kriteria vaksin.
“Mungkin sakitnya karena pikiran, kemarin sempat mau pulang gagal karena positif, ini mau pulang ada kewajiban harus vaksin, kasian orangtua disana cuman berdua,” imbuhnya.
Harga tiket pesawat yang tidak murah, belum lagi kewajiban PCR tentu bagi masyarakat sangat memberatkan, apalagi kata Tiwi orangtuanya ke Semarang bukan untuk berlibur tapi untuk berobat.
“Kalau seperti ini gimana, masa mau pulang saja susah. Mungkin selain saya juga banyak yang merasakan kebijakan ini seperti mempersulit masyarakat,” tutupnya. (***/fm)