Radar Sampit menilai, lomba balap perahu ces perlu dilestarikan dengan melibatkan Disbudpar Kotim untuk bersama mengangkat budaya di Kotim. ”Selama ini lomba balap perahu ces sudah pernah dilaksanakan masyarakat. Namun, Radar Sampit ingin lomba balap perahu ces berlangsung secara profesional dan tentunya meriah,” kata Tono Triyanto, Ketua Panitia event tersebut.
Dalam presentasinya, Tono menyampaikan beberapa hal, mulai dari persiapan kegiatan, teknis pelaksanaan, serta menekankan protokol kesehatan pada hari H berlangsung. Dalam sesi tanya jawab, Tim Kurator Kemenparekraf menanyakan penerapan protokol kesehatan.
”Kami ingin pelaksanaan berlangsung meriah dengan memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan ketat,” katanya.
Sebagai bentuk pencegahan, panitia pelaksana akan menyiapkan wadah cuci tangan, memasang spanduk terkait imbauan protokol kesehatan 3M, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.
”Bagi pengunjung yang nanti tidak membawa masker akan kami berikan masker sebagai langkah antisipasi. Panitia juga akan siapkan thermo gun (pengukur suhu badan) dan kami dari panitia pelaksana akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 terkair teknis dan tindak lanjutnya,” katanya.
Tim Kurator Kemenparekraf mengapresiasi event yang akan digarap Radar Sampit bekerja sama Disbudpar Kotim. Meski event ini sudah pernah digelar di daerah lain, termasuk di Negara Thailand. Namun, Kemenparekraf menilai event lomba balap perahu ces punya keunikan tersendiri dan layak jual.
Tim Kurator Kemenparekraf berharap panitia pelaksana bisa mengemas event secara visual yang lebih bagus dan menarik agar bisa layak jual. Panitia juga diarahkan memikirkan konsepnya agar event berlangsung secara profesional dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Selain itu, event tersebut juga diharapkan dapat merangkul pelaku UMKM secara maksimal, seperti menyiapkan perahu kecil sebagai tempat berjualan di atas permukaan sungai layaknya Pasar Terapung yang terkenal di Kalimantan Selatan.