”Sebenarnya kami sudah melakukan evakuasi level satu. Barang-barang diamankan di atas meja. Ternyata air semakin meninggi sampai sebahu orang dewasa,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bencana banjir serupa pernah terjadi pada 2009 dan 2010 silam. ”Tahun 2009 lebih tinggi dari tahun ini banjirnya. Setelah tahun 2010, banjir tidak terlalu dalam. Tahun ini yang hampir menyaingi banjir tahun 2009,” ujarnya.
Selama banjir melanda, tenaga kesehatan memberikan pelayanan jemput bola ke rumah warga yang sakit. ”Selama banjir pasien tidak terlalu banyak. Dari Senin ada 4 pasien rawat jalan ditangani di posko. Satu pasien kami berikan pelayanan kesehatan langsung ke rumahnya dipasang infus, dan ada satu balita yang kejang-kejang juga ditangani langsung ke rumah pasien,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Bukit Santuai melalui Kepala Desa Tumbang Penyahuan Sempung mengatakan, ada 330 KK yang terdampak banjir, 279 rumah terendam, dan 51 rumah tidak terendam. Bantuan dari Pemkab Kotim dan sejumlah sangat membantu warga yang terdampak.
”Wabup Kotim bersama rombongan mengantarkan ratusan paket bahan pokok dan beras kemasan 5 kg. Saya tidak sempat hitung jumlahnya karena ada penambahan. Sebagian sudah disalurkan ke warga yang terdampak banjir. Sisanya dilanjutkan besok penyalurannya,” ujarnya.
Sempung menuturkan, banjir di wilayah itu mulai surut. ”Tinggal sedikit saja di beberapa titik jalan yang masih tergenang banjir,” katanya.
Sebelumnya, warga sempat kesulitan mencari bahan kebutuhan pokok. ”Mulai Selasa banjir meninggi. Toko-toko banyak tutup karena menyelamatkan barangnya di dalam rumah. Jadi, kami berterima kasih atas bantuan paket sembako ini. Sangat membantu warga yang terdampak banjir,” tandasnya. (***/ign)