PANGKALAN BUN – Orangutan bernama Lintang yang sempat kritis akibat luka bacok di kepalanya telah siap dilepasliarkan. Individu ini kondisinya makin membaik setelah lima bulan menjalani perawatan tim dokter dari Orangutan Foundation International (OFI).
Orangutan jantan berusia sekitar 25 tahun dengan berat 59 kilogram itu menderita luka menganga di bagian kepala sepanjang 11 centimeter dengan kedalaman luka 4 centimeter saat direscue oleh Wildlife Rescue Unit (WRU), BKDSA SKW II Pangkalan Bun dari Desa Lempuyang, Teluk Sampit pada 31 Januari 2021 silam.
Orangutan malang tersebut diduga sengaja dibacok warga tak bertanggungjawab karena masuk ke wilayah perkebunan. Rencananya individu dilindungi tersebut akan dilepasliarkan di Suaka Margasatwa (SM) Lamandau. Berdasarkan hasil pemeriksaan terakhir tim dokter OFI, Lintang sudah dinyatakan sembuh. Menurut tim dokter yang menangani, secara psikis dan fisik Lintang sudah siap dilepasliarkan kehabitatnya dalam waktu dekat ini.
Kepala Seksi BKSDA Kalteng SKW II Pangkalan Bun, Dendi Setiadi mengatakan, saat ini Orangutan dengan nama Lintang tersebut sudah sehat, dan hasil cek medis dan rekomendasi dari tim medis OFI sudah siap dilepasliarkan. “Setelah mendapat perawatan selama lima bulan oleh tim dokter OFI, sudah dinyatakan sehat dan secara psikis maupun fisik siap dilepasliarkan,” ujarnya, Senin (14/6).
Menurutnya selama perawatan, Lintang ditempatkan di kandang yang terletak di halaman belakang Kantor BKSDA SKW II Pangkalan Bun bersama dengan Beruang Madu yang sebelumnya di rescue dari kawasan hutan di Lanud Iskandar Pangkalan Bun. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan penyelidikan tim Gakkum BKSDA Kalteng, diduga kuat bahwa luka di bagian kepala tersebut dibacok oleh oknum masyarakat sekitar, hal itu didasarkan pada lokasi evakuasi Orangutan tersebut terdapat kebun pisang yang rusak.” Diduga Orangutan tersebut mencari makan di kebun pisang, lantas pemilik kebun marah dan membacoknya,” pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa Orangutan yang masuk ke kebun warga tersebut akibat tergerusnya hutan sebagai habitat asli Orangutan yang mulai tergeser dengan area perkebunan besar. Sementara itu untuk pelaku pembacokan terhadap Orangutan tersebut masih belum dapat diungkap oleh tim Gakkum BKSDA Kalteng. (tyo/sla)