Krisis Oksigen, Bupati Bartim Koordinasi dengan PBS

Krisis Oksigen Bupati Bartim Koordinasi dengan PBS
Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas

TAMIANG LAYANG – Bupati Barito Timur (Bartim) Ampera AY Mebas berkoordinasi dengan perusahaan besar swasta (PBS) yang beroperasi diwilayahnya untuk dapat membantu menyuplai oksigen medis, dikarekan saat ini di fasilitas kesehatan (Faskes) terutama di RSUD Tamiang Layang ketersediaan oksigen sangat terbatas.

“Oksigen yang dimiliki Faskes ada namun sangat terbatas, untuk meminta penambahan oksigen ke perusahaan penyuplai, tidak bisa lagi,” ungkap Ampera via telepon, Jumat (30/7).

Untuk imengatasi krisis Oksigen, Ampera secara pribadi telah menelpon Perusahaan Besar Swasta yang bergerak di Pertambangan maupun perkebunan untuk dapat membantu ketersediaan Oksigen. berupa oksigen concentrator, tabung oksigen, liquid oksigen.

“PBS yang bekerja di wilayah Bartim sudah kita telpon satu persatu berharap dapat membantu suplai Oksigen Medis  dikarenakan saat ini sangat diperlukan bagi pasien Covid-19,” ungkapnya.

Kelangkaan oksigen medis ini, tidak hanya terjadi di Kabupaten Barito Timur, namun terjadi disejumlah daerah wilayah Kalteng semenjak Terjadi lonjakan penambahan pasien Covid-19. Penyuplai Oksigen medis dari PT Samator Tanjung pun kini kewalahan atas meningkatnya permintaan.

Baca Juga :  Gaji Honorer Rendah, Guru PAUD Nyambi Jual Sabu

Selain itu Ampera juga menyebutkan fakta dilapangan bahwa dokter yang bertugas di RSUD Tamiang Layang juga banyak terpapar Covid-19 yang tak memiliki gejala sehingga kini harus isolasi mandiri (Isoman).

“untuk mengatasi kekurangan dokter di RSUD, kini dokter yang berada di pukesmas lebih dari satu, diperbantukan untuk melengkapi dokter di IGD, sehingga pelayanan tetap berjalan dengan normal di Pukesmas maupun di RSUD,” tuturnya.

Tambah Ampera, Rumah sakit kini juga sudah diperintahkan untuk dapat selalu mengupdate setiap harinya serta berkomunikasi dengan instansi terkait terutama Dinas Kesehatan Bartim untuk ketersediaan ruang rawat inap pasien covid-19, oksigen serta kondisi Tenaga kesehatan.

“Komunikasi harus sering dilakukan sehingga ketika terjadi permasalahan dapat diatasi bersama-sama,” pungkasnya. (apr)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *