PANGKALAN BUN – Setelah melalui proses musyawarah yang cukup alot, akhirnya Bundaran Monyet di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), diganti nama menjadi Bundaran Bahari. Musyawarah pergantian nama bundaran dihadiri oleh Camat Kumai Abdul Ghofur, Juriat Pangeran Bendahara Sayid Syamsudin Noor, dan anggota DPRD Kotawaringin Barat, Kepala Desa Batu Belaman Rudi Hartono, dan tokoh masyarakat.
Anggota DPRD Kobar Musawer mengatakan, musyawarah berjalan dengan alot namun akhirnya semua sepakat memberi nama baru. Bundaran ini menjadi ikon Kecamatan Kumai.
“Proses musyawarah kita mulai ba’da isya, dan baru mencapai kesepakatan pada pukul 23.30 WIB. Meski alot akhirnya ada kesepakatan,” ujarnya, Jumat (15/10).
Ia menerangkan, bundaran tersebut sejatinya belum memiliki nama resmi, namun masyarakat menyebutnya Bundaran Monyet karena terdapat patung orangutan. Pemerintah Kecamatan Kumai berinisiatif memberi nama yang memiliki makna dan arti.
“Sebenarnya bundaran itu belum punya nama, kebetulan ada patung orangutan tetapi kecil-kecil, lalu masyarakat menyebutnya bundaran monyet,” imbuhnya.
Adapun nama Bundaran Bahari merupakan singkatan dari Bersih, Aman, Harmonis, Alami, Ramah dan Islami. Nama tersebut menjadi semangat bagi masyarakat untuk mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari.
Dalam waktu dekat, bundaran yang berada di Desa Sungai Kapitan ini akan dibenahi menggunakan dana CSR melalui Dinas Lingkungan Hidup Kobar. (tyo/yit)