MANTAP!!! Bangun Tol Laut Rp 260 Miliar tanpa APBD

tol
KERJA SAMA: Bupati Kotim Halikinnor menandatangani MoU pembangunan tol laut di Kotim dengan pihak ketiga, Kamis (2/9). (YUNI/RADAR SAMPIT)

Alur baru nantinya, kata Halikinnor, akan mempunyai kedalaman mencapai empat meter. Jika hal itu berjalan, bisa dilaksanakan dengan pemeliharaan setiap saat, akan bisa digunakan selama 1×24 jam.

”Dan ini sangat membantu investor yang ada di daerah kita. Artinya, yang selama ini muatannya 2.500 -3000 ton, itu pun kadang-kadang kandas, nanti diharapkan bisa membawa 15 – 20 ribu ton. Dengan begitu, akan terjadi efisiensi penghematan biaya bagi para investor, termasuk distribusi bahan pokok yang didatangkan dari Jawa,” katanya.

Bacaan Lainnya

Pengelolaan alur Sungai Mentaya yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 260 miliar tersebut, sepenuhnya akan ditanggung pihak ketiga. Diharapkan pada akhir tahun ini, pengerjaan seperti pengerukan Sungai Mentaya sudah bisa dilakukan.

Halikinnor menambahkan, sungai masih memegang peran penting dalam perekonomian Kotim. Namun, terkadang masih menemui kendala, seperti kondisi pasang surut air.

Baca Juga :  NAH LOH!!! Wakil Rakyat Bakal Polisikan Asisten I Setda Kotim

”Dengan pengerukan, diharapkan arus pelayaran di Sungai Mentaya bisa nonstop 1×24 jam. Selain membantu pengusaha di daerah kita, distribusi kebutuhan pokok dan lainnya juga lebih lancar,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur PT Kawan Selaras Sejahtera Rudi Urip Santoso mengatakan, pada 2018 pihaknya mendapat surat tugas dari Kementerian Perhubungan terkait alur Sungai Mentaya. ”Karena apa yang dicapai pemerintah dalam pendistribusian jangan sampai terganggu,” katanya.

Menurutnya, untuk peningkatan harus ada perubahan dan alur itulah salah satu solusi yang harus dibuat pemerintah daerah bersama pusat. ”Sebenarnya pusat juga tidak memiliki anggaran. Tahun 2020 lalu kami sepakat untuk meningkatkan ekonomi Kotim dalam upaya peningkatan APBD,” jelasnya.

Adanya tol laut, lanjut Rudi, bisa membuka jalan kapal untuk masuk agar memudahkan alur distribusi barang supaya tidak terhambat. ”Bagaimana tidak terhambat kalau kerja kapal hanya 6-7 jam saja. Dengan adanya alur ini, seperti jalan tol di air. Jadi, semua kapal bisa masuk dan tidak terhambat dengan adanya pasang surut,” ujarnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *