”Saya sudah minta leading sektor dan semua pihak fokus bagaimana mengaktifkan kembali tambak milik masyarakat yang tidak produktif. Melalui perubahan RPJMD sudah disiapkan. Budidaya udang vaname ini diproyeksikan menjadi produk andalan Sukamara maupun Kalteng, karena juga berpotensi dikembangkan di kabupaten lain yang memiliki garis pantai,” kata Windu Subagio.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Sugeng Raharjo saat menghadiri panen total tambak Pokdakan Mina Barokah mengatakan, hasil panen klaster budidaya udang vaname di Sukamara dinilai berhasil karena mampu melebihi target. Budidaya udang vaname di Sukamara dapat menjadi percontohan bagi wilayah lain di Kalimantan maupun nasional.
”Dengan adanya klaster tambak udang vaname di Pantai Lunci ini, harapannya menjadi episentrum pengembangan tambak lain di sekitarnya. Dan sekarang sudah ada beberapa investor ingin menanamkan modal. Multiplier effect inilah yang menjadi tujuan utama,” kata Sugeng.
Berhasilnya percontohan model klaster budidaya udang vaname di Sukamara, tentu cukup menjadi jawaban optimisme Presiden Jokowi dalam menaikkan target ekspor komoditas udang vaname nasional menjadi 250 persen pada tahun 2024. Permintaan pasar luar negeri yang masih tinggi, membuat usaha ini mempunyai prospek tinggi dan mampu bertahan di tengah pukulan pandemi Covid-19. (***/ign)