SAMPIT – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) negara Republik Indonesia yang ke-76 selalu dimanfaatkan pedagang musiman dengan menjual bendera merah putih. Sejumlah titik di Kota Sampit ramai menjual bendera. Bahkan, ada pedagang yang kompak sekeluarga berjualan bendera.
Marliana, perempuan berusia 33 tahun itu terlihat duduk santai ditemani anak laki-lakinya yang masih bocah. Mereka tak sendiri, seorang laki-laki remaja yang merupakan adik Marliana terlihat merebahkan diri direrumputan menemani berjualan bendera di atas trotoar pinggir Jalan MT Haryono.
Menjadi pedagang bendera musiman sudah dilakoninya sejak tujuh tahun terakhir. Bahkan, sejak masih menduduki bangku sekolah dasar (SD) Marliana kecil sering ikut ayahnya berjualan bendera.
”Abah jualan dari saya SD. Amang (paman), acil (tante), saudara sepupu juga jualan bendera, sekeluarga tiap Agustus jualan bendera. Di Jalan Ahmad Yani berlima, di Jalan MT Haryono berempat dan abah yang jualan di Jalan Pangeran Antasari,” ujarnya.
Keluarga pedagang bendera musiman ini kompak berjualan sejak awal Agustus. Mereka berjualan berpencar. Ada yang membuka lapak dipinggir jalan dan ada yang berjualan dipertokoan.
Harga bendera dan umbul-umbul dijual dari harga termurah Rp 10 ribu untuk ukuran kecil sampai seharga Rp 400 ribu.”Paling ramai dibeli bendera rumah dan bendera kantor. Harganya Rp 25 ribu ukuran sedang,” katanya sambil melayani pembeli yang terlihat berusaha menawar harga.
Dalam sehari, Marliana mengaku mampu menghasilkan pendapatan Rp 1-2 juta. “Yaa tiap hari tidak menentu juga, paling tinggi ya sampai Rp 2 juta,” ujarnya.
Namun, pendapatan yang diterimanya tak sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa mencapai dua kali lipatnya. “Dua tahun ini jualan sepi. Ya saat masa pandemi ini pendapatan turun drastis,” ujarnya.
Hal yang sama juga dialami Ahmad (53) ayah Marliana yang sudah lebih senior berjualan bendera musiman. Ia mengaku sebelum masa pandemi Covid-19 pendapatan dari menjual bendera bisa mencapai Rp 3-4 juta per hari.