Dekka lahir ke dunia dengan derita. Balita berusia 1,9 tahun itu didiagnosa mengalami penyakit hidrosefalus. Peluangnya untuk kembali normal sangat tipis.
DODI, Palangka Raya
Kondisi memprihatinkan dan hati yang teriris, langsung dirasakan Radar Sampit ketika berjumpa Dekka di kediamannya. Kepala anak pasangan Gatri Eka (30) dan Sri Wahyuni (25) itu, tak seperti bayi umumnya. Lingkar kepalanya sangat besar. Bahkan lebih besar dari kepala orang dewasa.
Tak hanya itu, dia juga tidak bisa makan dengan normal. Asupan makanan dilakukan dengan menetesi susu ke mulutnya.
Gatri Eka, ayah Dekka, mengatakan, kondisi demikian dialami anaknya beberapa hari setelah dilahirkan. Saat malam hari, buah hatinya lebih rewel. Hal itu menandakan sakit yang diderita anaknya yang hanya bisa memberi isyarat melalui tangisan.
Gatri dan istrinya berupaya mengobati sang anak, meskipun peluang kesembuhan sangat tipis. Apalagi kondisi ekonomi mereka serba pas-pasan. Sehari-hari dia bekerja sebagai petugas kebersihan.
Menurut Gatri, Dekka lahir dengan normal, seperti bayi umumnya. Namun, setelah dua hari di rumah, Dekka diserang flu dan bersin. Sakitnya terus berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, akibat bersin itu, pernapasan anaknya sampai tertutup.
Gatri dan istrinya lalu membawa Dekka ke rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan. Selama empat hari dalam observasi dan penanganan medis, akhirnya diketahui anaknya menderita pembesaran kepala atau hidrosefalus.
Sepekan dalam perawatan, mulai terjadi perubahan pada kepala Dekka. Lingkar kepalanya terus membesar. Gatri dan Sri tak bisa berbuat banyak. Dengan hati teriris, mereka melihat perkembangan anaknya justru tak semakin membaik.
”Sebenarnya penyakit ini bisa dioperasi. Hanya saja, saat itu masih bayi dan baru lahir. Kami pun tidak menyangka dan tidak mengetahui kenapa bisa terjadi,” kata Gatri.
Dia menuturkan, sebenarnya anaknya memang bisa ditangani secara medis ketika penyakit itu diketahui. Dia dan istrinya diminta datang kembali ke rumah sakit setelah Dekka berumur tiga bulan. Akan tetapi, lantaran harus bekerja dan menghidupi keluarga, tenggat waktu tersebut terlewati. Dia juga terkendala biaya mengobati anaknya.