PANGKALAN BUN-Hasil tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) satu penumpang kapal jurusan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya – Panglima Utar Kumai yang dipulangkan Satgas Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat diduga hanya positif lemah.
Informasi dihimpun, meski sempat terdeteksi positif berdasarkan dokumen RT-PCR dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madiun yang ditunjukkan penumpang waktu berlabuh di Kumai, ternyata setelah dilakukan pemeriksaan ulang di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya dan National Hospital Surabaya, hasilnya negatif.
Tak hanya itu, hasil tes RT-PCR suami penumpang asal Kabupaten Ngawi tersebut juga dinyatakan negatif dari hasil pemeriksaan dari dua rumah sakit yang sama.
Kenyataan itu juga dikhawatirkan bisa memunculkan pertanyaan di masyarakat terkait validitas hasil tes dari masing-masing lembaga yang mendapat kewenangan besar melakukan pemeriksaan.
Terkait hal itu, Ketua Harian Satgas Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, Tengku Alisyahbana mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui kabar tersebut.
“Kalau dia kembali dengan hasil negatif saya kurang tahu, karena hasil pemeriksaan dokumen oleh KKP saat kedatangan membawa hasil positif,” katanya.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa dirinya tidak memahami terkait teknis atau dugaan lain perihal hasil tes tersebut. “Ya itulah kurang ngertinya, yang pasti secara kronologis hasil resmi dokumen yang disampaikan KKP Kumai memang positif,” katanya.
Sementara itu, Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Kumai, Firman Dandi saat dikonfirmasi membenarkan kabar tersebut. Menurutnya pihak operator pelayaran tidak setengah-setengah dalam merespons temuan tersebut.
“Begitu sampai di Surabaya, penumpang yang dalam dokumen keberangkatannya itu dinyatakan positif Covid-19, langsung menjalani pengambilan sampel swab. Begitu juga dengan suaminya untuk selanjutnya dilakukan tes di dua rumah sakit yang telah direkomendasikan, semuanya ditanggung oleh kami,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa pemeriksaan RT-PCR memang dilakukan di dua rumah sakit berbeda, hal itu dilakukan guna mendapatkan data pembanding agar ada keyakinan lebih besar dari hasil pemeriksaan.