PANGKALAN BUN – Peti jenazah untuk pasien Covid-19 yang meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun terus berdatangan.
Meningkatnya pengadaan peti jenazah tersebut lantaran terdapat pasien Covid-19 yang meninggal dunia setiap hari.
Menurut Ketua Tim Pemulasaran Jenazah Covid-19 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr Eryanto Tanjung mengungkapkan, dalam dua bulan terakhir persentasi pengadaan peti jenazah meningkat 55 persen. Namun demikian, tidak ada kendala dalam pengadaan peti jenazah. Tim pemulasaran sudah melakukan koordinasi dengan pembuat peti mati sejak jauh-jauh hari.
“Dalam dua bulan ini peningkatan sekitar 55 persen. Sudah kami antisipasi dan koordinasi dengan pembuat peti,” ujar Eryanto Tanjung, Sabtu (3/7).
Kebutuhan peti mati tergantung berapa banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal. Jumlah terbanyak dari pengadaan peti mati terjadi beberapa hari yang lalu, di mana ada 12 terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dalam dua hari. Sedangkan Sabtu kemarin saja, pihaknya menangani empat pemulasaraan jenazah Covid-19 di ruang jenazah rumah sakit.
Sementara itu pengrajin peti jenazah Muhammad Anwar mengakui terdapat peningkatan pesanan peti mati. Dalam dua bulan terakhir, pihaknya membuat tiga sampai empat peti jenazah per harinya. Permintaan melonjak dalam beberapa hari terakhir.
“Untuk hari ini (Sabtu) ada empat jenazah. Tidak tentu per harinya berapa jenazah. Kalau dua hari yang lalu sekitar 12 jenazah kita lakukan pemulasaraannya,” kata Muhammad Anwar.
Satu peti jenazah biasa dihargai sekitar Rp 900 ribu. Bila menggunakan bahan kayu dan ada ukiran bisa sampai Rp 2 juta hingga Rp 4 juta. Meskipun kebanjiran order, namun ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga kehidupan dan roda perekonomian dapat berjalan dengan normal.
“Kadang bila ada permintaan dadakan, pada malam hari kami lembur untuk membuat peti jenazah, jadi tidak terbatas waktu setiap ada permintaan dari rumah sakit langsung kami buatkan,” pungkasnya. (tyo/yit)