SAMPIT – Penghapusan bahan bakar minyak jenis premium dengan research octane number (RON) 88 sedang menjadi perbincangan hangat bagi pelangsir. Kebijakan ini membuat penghasilan para pengetap menurun, bahkan kehilangan sumber mata pencaharian.
Seperti yang dijelaskan oleh Dani, seorang pelangsir sekaligus pengecer pertalite dan premium di Sampit. Ia mengatakan, masyarakat masih banyak yang menggunakan premium daripada pretalite. Misalnya untuk mesin pemotong kayu dan genset.
“Pertamina boleh menghapus premium, Cuma saya minta tidak pilih kasih. Saya mendengar masih ada daerah Kotim dan luar Kotim masih dikirimi premium,” kata Dani.
Jika kebijakan pemerintah dalam menghapus premium tetap berlanjut, Dani dan rekan pelangsir lainnya meminta agar pertalite yang tersedia hanya memiliki satu jenis saja. Seperti pertalite khusus harus ikut dihapuskan agar konsumen tidak memiliki pilihan lain dalam membeli bahan bakar pertalite. Sehingga, pelangsir masih bisa mendapatkan profit dari hasil penjualan pertalite.
Sejak masa transisi kebijakan penghapusan premium, Dani mengaku banyak pelangsir bensin yang beralih menjadi pelangsir solar. Tidak hanya modal yang dikeluarkan itu terjangkau, namun juga profit yang di dapatkan jauh lebih besar daripada melangsir pertalite. (rm-105/yit)