PANGKALAN BUN – Permintaan layanan PCR untuk syarat pelaku perjalanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun masih tinggi. Terbukti setiap harinya masih ada ratusan orang yang mendaftar layanan tersebut. Pantauan Radar Pangkalan Bun, antrean PCR di poliklinik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sangat panjang, Selasa (9/11). Masyarakat dari berbagai tempat menyerbu layanan PCR RSUD untuk kepentingan syarat perjalanan udara.
Direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Fahruddin mengatakan, sebenarnya upaya untuk mengurangi kepadatan sudah dilakukan. Masyarakat bisa mendaftar PCR secara online, sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama. “Biasanya setiap hari, antrean selalu panjang. Ini sudah kita antisipasi dan masyarakat bisa daftar secara online. Di situ jamnya sudah ditentukan, jadi tidak repot antre lama menunggu,” kata Fahruddin.
Kemudian masyarakat saat dikonfirmasi melalui online, bisa datang dan langsung diambil sampel swabnya. Sehingga hal ini bisa menghemat waktu dan tidak harus berlama-lama di rumah sakit. “Intinya kalau di rumah sakit, tidak bisa buru-buru. Karena layanan masih banyak, jadi sistemnya juga berdasarkan antrean baik offline dan online. Layanan PCR berusaha kita maksimalkan mengingat masih banyak yang meminta PCR,” jelasnya.
Padahal, tambah Fahruddin syarat pelaku perjalanan ini sudah bisa menggunakan antigen bagi yang sudah menyelesaikan vaksin dosis kedua. Namun kenyataannya permintaan layanan PCR juga masih tinggi. “Sempat turun, tapi hitungannya masih tinggi karena setiap harinya masih ada 150 sampai 200 orang yang meminta PCR,” jelasnya.
Pelayanan PCR dilakukan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sejak pukul 07.30 sampe pukul 13.00 WIB. Layanan PCR tidak hanya untuk masyarakat Kobar saja, namun dari Lamandau, Sukanara, Seruyan dan sebagian Kalbar yang hendak melakukan perjalanan udara namun belum menyelesaikan vaksin dosis kedua, harus menyertakan dokumen bebas Covid-19 dengan hasil PCR negatif. “Untuk tarif PCR sesuai ketentuan pusat yakni Rp 300 ribu. Selain itu untuk layanan rapid tes antigen Rp 90 ribu,” bebernya. (rin/sla)