Apa pun akan dilakukan oleh seorang kepala keluarga agar rumah tangganya bisa hidup bahagia. Tapi, bukannya mencari nafkah yang halal, Donwori malah mencuri.
Donwori nekat nyuri uang milik majikannya karena ngaku kepepet. Jumlahnya tak sedikit, tapi puluhan juta. Pria 32 tahun itu butuh uang tambahan karena pengeluaran selama pandemi mengalami lonjakan. Karena ketahuan, Donwori pun diminta pertanggungjawabannya. Singkat kata, proses hukum harus dijalani ayah satu anak itu.
Pernikahan yang berjalan sejak 2011 lalu pun berakhir setelah Donwori ditangkap anggota Polrestabes Surabaya. Proses hukum pun berjalan berbulan-bulan. Karin makin susah hidupnya karena Donwori tak lagi bisa memberikan nafkah. Duit dari mana, wong lagi di penjara!
Karin pun memilih untuk menceraikan suaminya. Banyak yang mencibir dan mem-bully perempuan dengan rambut cepak itu. Tapi, Karin cuek. Kebahagiannya lebih penting bila dibandingkan dengan cibiran tetangga atau saudara. “Mereka kan nggak tahu apa yang saya rasakan. Terserah akulah. Ini hidup-hidup aku. Aku gak minta makan mereka kok,” omel Karin pada Radar Surabaya yang menemaninya makan bakso di dekat Pengadilan Agama (PA) Klas IA Surabaya, Jumat pekan lalu.
Karin ngaku sudah tak sanggup lagi hidup dengan Donwori. “Saya sebenarnya sudah nggak betah dengan suami saya. Nggak pernah kerja, sukanya nyuri barang orang lain buat dijual lagi. Sekarang duit majikannya malah dicuri juga,” curhat Karin.
Bila disuruh mencari pekerjaan tambahan, Donwori selalu marah dan memukuli istrinya. Hal itu yang membuat Karin tidak betah dan meninggalkan suaminya. Meskipun telah dipertahankan, Donwori masih tidak mau berubah.
Kedua kalinya Donwori melakukan aksi pencurian dan kali ini dirinya diamankan polisi. Setelah dua bulan masuk bui, menjadi kesempatan Karin untuk mengajukan gugatan cerai. Ibu dua anak ini pun memutuskan berpisah. “Surat gugatan sudah saya berikan waktu jenguk suami di penjara. Kini saya bisa lega, fokus merawat anak-anak saya. Mending jadi janda kembang daripada mikir suami yang dipenjara,” pungkasnya, enteng. (*/opi/jpg)