SAMPIT – Langkah Barisan Pertahanan Adat (Batamad) Kotim yang turun tangan ikut menertibkan aksi balap liar di Kota Sampit mendapat dukungan luas dari masyarakat. Publik ramai-ramai mengutuk aksi balap liar yang dinilai sudah sangat meresahkan.
Dukungan itu sebagian besar disampaikan melalui media sosial. ”Semoga bisa diberantas sampai habis demi generasi muda Sampit yang lebih baik,” tulis akun Facebook Ahmad Nasrullah.
Netizen lainnya mengatakan, semua pelaku balap liar harus ditangkap tanpa tebang pilih. Polisi diharapkan tak gentar meski mendapati pembalap liar itu anak pejabat atau aparat. Kemudian, pelaku dipenjara selama tiga hari dan ketika bebas, orangtuanya diberi peringatan disertai ancaman apabila anaknya mengulangi perbuatannya, akan didenda Rp 100 juta dan penjara selama sebulan. Hal itu diyakini akan membuat jera para pelakunya.
“Basmi ke Akar2nya, jangan pandang bulu, karena sangat-sangat meresahkan masyarakat dan mengganggu pengguna jalan lainnya,” tulis akun Aprian Oscar.
Catatan Radar Sampit, pelaku balap liar selama ini memang sangat meresahkan. Operasi penertiban yang kerap digelar aparat dan menjaring sejumlah pelakunya, tak membuat aktivitas ilegal di jalanan itu berhenti. Sebaliknya, justru kian menjadi-jadi.
Puncaknya, publik dibuat emosi dengan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh pelaku balap liar terhadap seorang Satpam bernama Slamet Riyadi (24). Pengeroyokan itu terjadi saat korban ada melihat pelaku balap liar melakukan keributan di depan tempatnya bekerja.
Saat mencoba mendatangi, korban justru dipukul hingga dianiaya oleh sekelompok pelaku balap liar tersebut. Akibatnya, Slamet Riyadi harus menjalani perawatan lantaran mengalami luka berat pada bagian wajah, kaki dan tangannya.
Ketua Batamad Kotim Fitriansyah sebelumnya mengatakan, sejumlah anak muda telah meresahkan dan membuat suasana Kota Sampit tidak aman. Untuk itu, pihaknya ikut turun tangan berpatroli untuk menertibkan para pemuda yang melakukan aksi balap liar.
”Kami memang sudah lama memantau dan masih bersabar. Mereka sering tidak menghiraukan pihak keamanan yang menegur mereka,” kata Fitriansyah, Minggu (25/7).