SAMPIT – Lebih dari 150 pasien gagal ginjal harus masuk daftar tunggu untuk memperoleh pelayanan hemodialisa di RSUD dr Murjani Sampit. RSUD belum bisa memenuhi seluruh permintaan pelayanan karena keterbatasan alat cuci darah.
”Kami sangat prihatin. Saat ini ada lebih dari 150 pasien gagal ginjal yang inden pelayanan hemodialisa. Setiap bulan selalu ada kasus baru yang bukan gagal ginjal akut, tapi gagal ginjal kronis. Itu sangat tergantung dengan mesin hemodialisa,” kata Direktur RSUD dr Murjani Sampit Sutriso saat memberkan sambutan dalam acara HUT ke-37 RSUD dr Murjani Sampit, Selasa (12/10).
Sutriso mengatakan, RSUD dr Murjani saat ini baru mengoperasikan 6 alat cuci darah yang setiap harinya hanya mampu melayani 12 orang. Karena itu, sebagian pasien gagal ginjal di Kotim melakukan cuci darah di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dan RSUD dr Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Seiring banyaknya pasien yang belum terlayani, RSUD dr Murjani Sampit menambah 15 alat cuci darah sehingga totalnya menjadi 21 unit. Peralatan baru ini sudah terpasang di gedung baru, namun belum difungsikan.
”Permasalahannya pada perizinan pengoperasian mesin baru. Pada Kamis nanti kami akan melakukan previtisasi untuk hemodialisa, sehingga diharapkan masyarakat cepat terlayani,” ucapnya.
Sutriso juga memohon maaf karena RSUD belum bisa memenuhi semua harapan masyarakat karena keterbatasan. Di sisi lain, dia menyampaikan terima kasih kepada mitra mitra kerja yang telah membantu mewujudkan pelayanan.
Momentum ulang tahun rumah sakit juga dimanfaatkan Direktur Radar Sampit Siti Fauziah untuk bersilaturahmi dengan Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Sutriso. Siti Fauziah mendoakan rumah sakit yang kini berusia 37 tahun semakin inovatif dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Selain itu dia berharap kerjasama antara RSUD dan Radar Sampit terus terjalin. (yit)