SADIS!!! Istri Dibacok Berkali-kali Pakai Pisau

penusukan
Ilustrasi. (net)

SAMPIT – Masih dengan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan Darmah alias Darma terhadap istrinya Susiani yang terjadi Mei 2021 lalu. Perkaranya segera disidangkan di Pengadilan Negeri Sampit.

Berkas perkara tahap II tersangka telah dilimpahkan penyidik polisi ke Kejaksaan Kotawaringin Timur (Kejari Kotim).

Bacaan Lainnya

Di hadapan jaksa yang memeriksanya, tersangka mengakui, yang melatarbelangi dirinya menghabisi sang istri hanya karena masalah ekonomi. Sang istri dibunuh lalu jasadnya dibuang di areal perkebunan kelapa sawit.

“Tiga bulan terakhir (sebelum kejadian) kami sering cekcok,” ucap tersangka di Kejari Kotim.

Tersangka mengaku khilaf atas apa yang sudah dilakukannya, dirinya berdalih, penganiayaan terjadi spontan dan dilakukan saat terjadi percekcokan.

Usai menghabisi nyawa istrinya, tersangka sempat kembali ke kediaman mereka di perumahan karyawan perusahaan kelapa sawit. Dirinya sempat berpura-pura panik karena istrinya tidak pulang, dia bersama karyawan lain ikut mencari korban.

Baca Juga :  Meregang Nyawa di Tangan Cucu Sendiri

Saat ditemukan dan diberitahu kalau korban meninggal, tersangka sempat pura- pura sedih, dan ikut mengantar jenazah korban untuk diautopsi di Palangka Raya.

Sepandai-pandainya Darma berdusta, akhirnya kasus terungkap, Darma ditetapkan tersangka oleh penyidik Kepolisian.

Pengakuan Darma, korban dihabisi dengan cara dibacok beberapa kali menggunakan pisau mengenai kepala kanan dan kiri. Perbuatan itu dilakukan tersangka berawal pada Kamis, 27 Mei 2021, Darma bersama Susiani berangkat ke Samuda Kota, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur untuk menghadiri pemakaman mertuanya (orang tua istri) yang meninggal.

Sehari setelahnya, tersangka ingin mendatangi keponakannya yang rencananya mau menikah dan bilang ke istrinya agar tidak usah naik dulu ke kebun sawit, karena ingin bantu ponakan mau acara nikah, namun istrinya tidak mau, lalu tersangka dan korban pulang ke kebun sawit yang saat itu sudah dalam emosi dan marah-marah.

Sesampai di tempat tinggal mereka di perkebunan kelapa sawit, seminggu kemudian tersangka dan istrinya terlibat percekcokan setiap hari, tersangka mengaku dimarah-marahi oleh istrinya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *