”Saya Ingin Wisatawan Asing Bayar Memancing Buaya”

buaya
Ilustrasi. (net)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana kembali menyurati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal itu terkait dengan rencana penangkaran buaya.

Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, pihaknya sudah pernah menyurati KLHK terkait hal tersebut. Namun, hingga kini jawaban dari surat tersebut belum juga diterima.

Bacaan Lainnya

”Tapi, dengan fenomena (kemunculan buaya) ini, maka saya akan kembali mengirim surat lagi. Saat saya bertemu Wakil Menteri LHK, saya juga sudah sampaikan. Katanya lagi dikaji,” ujar Halikinnor.

Menurutnya, jika memang pemerintah pusat belum ada anggaran atau perencanaan untuk itu, pihaknya siap melaksanakan.

”Kalau menyerahkan kewenangannya kepada daerah, kami akan lakukan, karena saya menghitung di APBD untuk pembelian makanan seperti bangkai ayam,” ucapnya.

Disampaikannya, salah satu program jangka panjangnya adalah bagaimana melestarikan satwa, termasuk buaya. Pasalnya, hal itu merupakan potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan untuk destinasi wisata baru.

Baca Juga :  Begini Siasat KPU Kotim Antisipasi Kecurangan Seleksi Tertulis PPS Kotim

”Tetapi, sesuai ketentuan undang-undang, bahwa penanganan satwa merupakan kewenangan KLHK. Saya sudah menyurati agar KLHK bersama kami bekerja sama untuk melakukan penangkaran di Pulau Lepeh atau Danau Buaya,” jelasnya.

Dengan adanya penangkaran buaya, kata Halikinnor, hewan predator itu akan dikumpulkan di tempat penangkaran, sehingga keberadaan buaya yang saat ini menjadi musibah karena sering menyerang warga, bisa menjadi rahmat.

”Buaya kalau habitatnya terganggu dan makanannya tidak ada, maka dia akan keluar mencari makan. Tapi, kalau dia dikumpulkan, maka kita bisa melestarikan binatang purbakala ini,” harapnya.

Selain itu, juga untuk melindungi masyarakat. Apabila buaya terpenuhi kebutuhan makannya, diyakini tidak akan menyerang. Penangkaran ini juga menurut Halikinnor bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata.

”Bahkan saya ingin wisatawan asing datang berkunjung dan bayar memancing buaya,” jelasnya.

Sementara itu, untuk jangka pendek, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang menangani fenomena kemunculan buaya tersebut. ”Saya hanya mengingatkan masyarakat, tolong yang beraktivitas di sungai agar lebih waspada, karena buaya sudah beberapa kali menyerang. Terutama yang hendak salat subuh atau malam, hati-hati,” pungkasnya. (yn/ign)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *