Serap Usulan Kades, Upayakan Jalan Beraspal di Desa Luwuk Sampun hingga Tumbang Mujam

Mengikuti Perjalanan Wabup Kotim ke Kecamatan Tualan Hulu (2-Habis)

wabup kotim
SERAP ASPIRASI: Wabup Kotim Irwati saat mengunjungi Desa Tumbang Mujam. (HENY/RADAR SAMPIT)

Kunjungan Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati ke empat desa di Kecamatan Tualan Hulu, tak ingin dilewatkan begitu saja oleh masyarakat. Berbagai keluhan disampaikan kades, mulai dari persoalan infrastruktur, kesehatan, listrik, hingga sinyal komunikasi yang sulit dijangkau.

HENY, Sampit

Bacaan Lainnya

Aula Pertemuan Desa Tumbang Mujam nampak ramai, Sabtu (9/10) sore. Puluhan warga mengantre mengecek kondisi kesehatan yang dilayani tenaga kesehatan dari Puskesmas Tualan Hulu.

Aula berkonstruksi kayu dengan model bangunan panggung itu dilengkapi puluhan kursi hijau berbahan plastik. Sebagian besar warga yang datang sudah berumur. Tak sedikit pula yang lanjut usia (lansia). Ada yang memilih duduk, ada pula yang menunggu diperiksa tekanan darahnya.

Kedatangan Irawati ke Desa Tumbang Mujam menjadi rute perjalanan terakhir bersama rombongan dalam agenda peninjauan lokasi pascabanjir di empat desa, yakni Desa Sebungsu, Luwuk Sampun, Merah, dan Tumbang Mujam.

Baca Juga :  Awalnya Tabrak Ranting, Truk Hantam Bus, Dua Tewas

Dari dalam aula, suara pembawa acara terdengar nyaring hingga keluar halaman. Menggunakan pengeras suara, pemuda itu menyambut kedatangan orang nomor dua di Kotim.

Dalam sambutannya, Irawati menyampaikan permohonan maaf dari Bupati Kotim Halikinnor yang belum sempat mengunjungi semua desa di Kotim.

”Mewakili atas nama Bupati Kotim Pak Halikinnor meminta maaf selama ini belum sempat mengunjungi semua desa. Namun, Pemkab Kotim tetap berupaya memajukan pembangunan desa meski dalam keadaan pandemi Covid-19,” ujarnya.

Irawati mengatakan, selama pandemi Covid-19 pada 2020, Pemkab Kotim belum optimal melakukan pembangunan infrastruktur, baik di perkotaan maupun di perdesaan.

”Paling tidak dari sektor kesehatan dan pendidikan itu terus kami perhatikan. Kadang saya menerima laporan dari warga yang sekolahnya ada, gurunya yang kurang bahkan tidak turun. Ini yang harus dievaluasi lagi,” ujarnya.

Dia menegaskan kepada tenaga pendidik di Kotim, khususnya di perdesaan agar tidak bermain-main dengan absensi kehadiran. ”Kalau ada guru yang menitip. Saya minta nama dan NIK-nya, saya kembalikan ke tempat desanya. Saya mendengar laporan dalam daftar gurunya ada, orangnya tidak ada. Dua minggu masuk, dua bulan hilang. Laporkan saja apabila ada tenaga pendidik yang masih lalai menjalankan tugasnya,” ujarnya.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *