Sering Rusak, Begini Skenario Penanganan Jembatan Patah Jangka Panjang

rusak
TERPEROSOK: Truk bermuatan tanah nyaris terguling akibat roda terperosok di jembatan Jalan Kapten Mulyono Sampit, Kamis (19/8) lalu. (RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Renovasi total Jembatan Patah di Jalan Kapten Mulyono Kota Sampit, memerlukan anggaran besar agar lebih kokoh. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim telah melakukan kajian terhadap jembatan tersebut agar tahan lama.

Pekan lalu, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Kawasan Permukiman (PUPRKP) Kotim melakukan perbaikan setelah ada truk terperosok saat melintasi jembatan.

Bacaan Lainnya

”Perbaikan lantai, rel ban dipasang, baut yang longgar sudah kami kencangkan,” kata Pengawas Teknis Pemeliharaan Jalan Dinas PUPRKP Kotim Suhardiyono, baru-baru ini.

Suhardiyono menuturkan, Jembatan Patah merupakan bangunan semi permanen yang terbuat dari rangka besi dengan lantai dari kayu ulin. Panjangnya 30 meter dengan lebar 5 meter yang dibangun di bawah tahun 2000.

”Jembatan ini dinamakan Jembatan Patah karena dulu bentuknya mematah seperti trapesium. Awalnya kecil saja, tidak selebar sekarang. Semua lantai terbuat dari kayu ulin,” jelasnya.

Baca Juga :  Bikin Resah, Pria Mabuk Diamankan

Suhardiyono menambahkan, pihaknya telah melakukan kajian terkait masa pondasi dan ketahanan jembatan. Ada usulan dari masyarakat agar lantainya dicor beton. Akan tetapi, menurutnya, jembatan semi permanen tidak bisa dicor, karena akan mudah retak. Setiap dilalui kendaraan, jembatan akan bergerak. Selain itu, cor tidak dinilai tak tahan lama.

”Jadi, tak bisa cor beton. Hanya lantainya saja harus bongkar total. Tentunya anggaran yang dikeluarkan cukup besar,” katanya.

Kepala Seksi Jembatan Bidang Bina Marga Dinas PUPRKP Akhmad Fahmi Rizal mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi persoalan Jembatan Patah.

”Solusi jangka pendek sudah kami lakukan dengan perbaikan jembatan dan menambah material, serta perbaikan lantai,” kata Akhmad Fahmi, Selasa (31/8).

Setelah perbaikan itu, Jembatan Patah diperkirakan bisa bertahan dua tahun. Syaratnya, setiap pengendara yang melewati jembatan itu tidak mengangkut muatan lebih dari sumbu terberat 6 ton.

Lebih lanjut dia mengatakan, jalan di Kotim saat ini masih kelas III. Artinya, beban jalan hanya dapat dilewati 8 ton. Namun, kendaraan angkutan berat yang melintas di Kotim sebagian besar lebih 8 ton, sehingga membuat jembatan berkonstruksi kayu itu reyot dan cepat rusak.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *