Sudah Dikasih Buka Puasa, Malah Memperkosa

ILUSTRASI PENCABULAN
ILUSTRASI. (jawapos)

PANGKALAN BUN –  Perilaku tidak terpuji dilakukan oleh seorang pemuda yang sehari-hari berprofesi sebagai guru ngaji dan marbot musala di Kotawaringin Barat (Kobar). Pemuda yang berinisial A (21) tersebut menggagahi anak di bawah umur berusia 9 tahun pada malam Lebaran, 12 Mei silam.

Korban diperkosa di kamar A yang menjadi satu dengan bangunan musala. Saat peristiwa itu terjadi, rumah mereka dalam keadaan kosong lantaran istri A yang baru berusia 18 tahun sedang berada di rumah tetangga, tidak jauh dari musala tersebut. Kasus asusila yang menggegerkan lingkungan setempat tersebut baru terungkap pada Minggu 20 Juni 2021 dan pada hari itu juga pelaku ditangkap oleh kepolisian.

Bacaan Lainnya

Terungkapnya peristiwa asusila tersebut bermula atas kecurigaan dari ibu teman sepermainannya, lantaran pada suatu ketika korban menunjukan sikap tidak seperti ketakutan saat diajak masuk ke dalam musala. Padahal musala tersebut merupakan tempat sehari-hari menimba ilmu agama.

Baca Juga :  Status Tersangka Belum Berpengaruh Pada Pencalegan

Setelah didesak, korban menceritakan peristiwa yang dialaminya, dan kemudian disampaikan kepada bibinya. Bagai disambar geledek mendengar musibah tersebut, bibi korban langsung tidak sadarkan diri. Peristiwa tersebut dilaporkan kepada orang tua korban. Tidak terima atas perlakuan lelaki bejat itu, orang tua korban melaporkan kepada polisi. Hasil visum menunjukkan pada alat vital korban ada bekas kekerasan seksual.

Menurut neneknya, JY (50), musibah yang menimpa cucunya tersebut terjadi ketika oknum guru ngaji tersebut meminta kepada JY untuk dibawakan makanan berbuka puasa. Kemudian korban bersama kakaknya dan salah seorang temannya, disuruh untuk mengantarkan makanan berbuka puasa tersebut ke rumah pelaku yang menjadi satu dengan musala.

Saat itu, korban disuruh pelaku untuk mengambil dan mencuci bekas tempat makanan yang diantarnya di dapur, dan kakak korban bersama temannya disuruh menunggu di luar rumah. Anehnya, setelah korban masuk oknum guru ngaji tersebut langsung mengunci pintu luar, dan ketika korban sudah selesai mencuci piring hendak keluar, tidak diperbolehkan dan langsung ditarik ke dalam kamar. “Karena tidak keluar-keluar, kakaknya mencoba mengetuk pintu dan memanggil-manggil namun tidak ada sahutan dari dalam,” beber nenek Bunga, Kamis (24/6).



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *