KASONGAN – Banjir yang melanda Kabupaten Katingan, khususnya di Kecamatan Katingan Hilir semakin meluas. Jalur Sampit – Palangka Raya belum bisa dilintasi karena jalan Trans Kalimantan di Kereng Pangi yang masih terendam, Rabu (8/9).
Kapolres Katingan AKBP Sonny Bhakti Wibowo bersama tim gabungan meninjau langsung ke titik banjir terparah di Km 14 – Km 15 jalur Trans Kalimantan, Kasongan – Kereng Pangi. Menurut Sonny, ketinggian air yang mencapai pinggang orang dewasa. Jalur tersebut sama sekali tidak bisa dilewati kendaraan semua jenis.
”Kembali kami sampaikan kepada masyarakat, baik yang dari arah sampit maupun arah Palangka Raya, agar menahan diri dan tidak melintas sementara waktu, karena tingginya air di jalan,” ujarnya.
Sonny berharap masyarakat bisa bersabar dengan bencana banjir. Dengan menunggu sampai situasi jalur trans Kalimantan benar-benar aman untuk dilalui.
Sementara itu, banjir yang merendam jalan dimanfaatkan sejumlah warga dengan membuka jasa angkutan perahu. Usaha itu kebanjiran rezeki, karena menjadi pilihan warga untuk melintasi banjir.
Pantauan di lapangan, Taman Religi Kasongan menjadi sarana pengangkut kendaraan bersama penumpang. Pengendara motor masih bisa melintas menuju Kereng Pangi menggunakan kelotok dengan tarif agak ”mencekik”, yakni sebesar Rp 250 ribu – Rp 300 ribu. Tarif lebih murah apabila warga menyeberang tanpa motor, yakni Rp 120 ribu.
”Mau tidak mau tetap menggunakan getek (perahu, Red) dengan biaya Rp 300 ribu sekali berangkat, karena jalan dari Kereng Pangi menuju Kasongan banjir dengan kedalaman mencapai satu meter lebih,” kata Sosilo, warga yang terpaksa menggunakan jasa tersebut karena harus mengikuti acara keluarga.
Dari Palangka Raya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran memerintahkan jajarannya maupun Pemerintah Kabupaten Katingan memperbanyak dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat selama banjir.
”Jangan sampai mereka kelaparan. Hal ini harus bisa ditangani pemerintah provinsi maupun kabupaten. Kita perbanyak dapur umum,” kata Sugianto.