PALANGKA RAYA – Penambahan angka terpapar Covid-19 di Palangka Raya masik mengkhawatirkan. Data didapat media ini mencatat, hingga Selasa (6/7) kemarin, sejauh pandemi ini melanda sudah ada 7.744 kasus. Penambahan 61 warga terkonfirmasi positif, 743 dalam perawatan, dan total 6.765 orang sembuh, serta sudah 236 orang meninggal dunia.
Ada yang menduga, tingginya lonjakan terpapar Covid-19 tersebut lantaran virus varian baru Delta sudah masuk Palangka Raya. Seperti diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dr Andjar Hari Purnomo.
”Dugaan itu ada karena penyebarannya cepat. Tetapi hal itu harus ada pemeriksaan lebih akurat dari badan penelitian kesehatan di pusat. Namun jika melihat cepatnya penyebaran ada dugaan bahwa Varian Delta sudah ada di Kota Palangka Raya,” ujarnya.
Diungkapkannya pula, naiknya angka terkonfirmasi Covid-19, membuat tenaga kesehatan memiliki tingkat kelelahan tinggi, hingga berdampak kurang optimalnya dan terganggunya pelayanan penanganan wabah tersebut.
Menurut Andjar, tenaga kesehatan yang turut terpapar ada di rumah sakit perluasan dan di rumah sakit Kalampangan Tiga.
“Maka itu bisa saja melakukan merekrut tenaga baru, lebih terapkan prokes. Permintaan kami provinsi melakukan membuka rumah sakit perluasan. Sebab rumah sakit perluasan itu lebih tepat yang terstruktur, dengan sarana dan prasarana memadai,” imbuhnya.
Andjar melanjutkan, saat ini yang lebih penting adalah berkaitan dengan antisipasi penularan melalui dari udara. Maka itu menurutnya, masyarakta harus memahami jika mengadakan pertemuan, di ruang tertutup.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Perluasan (RSP) Kota Palangka Raya dr Probo Wuryantoro, menyatakan pelayanan kesehatan terkait Covid-19 sudah mencapai 83 persen. Ia mengingatkan semua pihak, terlebih beberapa nakes terpapar hingga membuat pelayanan terganggu.
”Ada enam orang nakes yang terpapar. Itu dampak kelelahan. Kami tenaga kesehatan imunnya menurun, hingga terpapar. Ingat, jika nakes tumbang maka pelayanan kesehatan akan terpengaruh. Apalagi di Palangka Raya vaksin masih rendah, hingga berdampak pada kematian yang meningkat,” ujarnya.