Terbuka Peluang Jadi Guru Kontrak di Kotim

Peluang Jadi Guru
TERAPKAN PROKES: Seorang murid SD ketika mencuci tangan pada pembelajaran tatap muka (PTM) yang mulai diterapkan di Kotim, baru-baru tadi. (dok.radarsampit)

SAMPIT-Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor meminta kepada Dinas Pendidikan setempat untuk menginventarisir guru honorer, yang rencananya bakal diangkat menjadi tenaga kontrak (tekon) untuk mengatasi problem kekurangan guru di wilayah ini.

“Prioritaskan guru yang lama dan baik. Cari yang mau bekerja, yang rajin angkat jadi tenaga kontrak untuk memenuhi tenaga guru,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dirinya menyampaikan,  meski ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dengan kuota 803 orang meliputi tenaga kesehatan, pendidikan dan teknis untuk tahun ini, namun kuota tersebut tidak memenuhi kebutuhan guru di Kotim. “Kuota itu tentu tidak mungkin mencukupi, karena jauh dari kebutuhan kita,” tukas Halikin.

Selain itu ia mengungkapkan, hampir setiap hari dirinya menandatangani berkas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pensiun dan kebanyakan adalah guru. Hal ini tentunya mengurangi kebutuhan yang ada , sementara siswa dan siswi pelajar di Kotim terus bertambah.

Baca Juga :  Ledakan Kasus Covid-19 Masih Mengancam Kotawaringin Barat

“Kalau berharap total penerimaan PNS ataupun ASN di tambah P3K kemungkinan jauh panggang dari api untuk mencukupi kebutuhan tenaga pengajar. Paling tidak bagaimana kita menutupi kekurangan itu dengan mengangkat tenaga kontrak,” terang Halikinnor.

Ia menambahkan, kekurangan tenaga pendidik merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi pembangunan bidang pendidikan sejak lama. Sehingga pengangkatan guru dengan status kontrak merupakan upaya penyerapan tenaga kerja sekaligus peningkatan kualitas pendidikan di Kotim,  khususnya di daerah pedalaman.

“Saya pernah datang ke Desa Buana Mustika, ternyata istri dari Kades adalah kepala sekolah SMP di tempat itu. Dia jadi guru dia juga yang jadi penjaga sekolah sendiri, karena minimnya tenaga pendidik di sana. Prioritaskan guru yang baik yang sudah lama mengabdi. Kalau sudah ada,  ya diangkat saja,” tandas Halikin. (yn/gus)

 



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *