SAMPIT – Pengiriman sarang burung walet dari Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun 2020 mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
Petugas BKSDA Bandara Haji Asan Sampit mencatat, tahun 2020 terdapat sebanyak 9.000 kg sarang burung walet yang diangkut keluar daerah Kotim melalui jalur transportasi udara. Jumlah ini mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 21.900 kg.
“Peredaraan sarang burung walet melewati Bandara H Asan Sampit tahun lalu turun drastis karena dampak dari pandemi Covid-19. Tahun 2019 bisa sampai 21 ribuan kilogram, di tahun 2020 hanya 9000 kg,” kata Ian Setiawan, Jumat (12/3).
Di sisi lain, penurunan pengiriman sarang burung walet juga disebabkan karena tidak adanya pesawat angkut kargo.
“Pesawat angkut kargo sepi semasa pandemi. Jadi, mereka yang ngirim sarang burung walet lebih banyak melalui Banjarmasin atau Palangka Raya,” katanya.
Ditanya terkait legalitas barang, dia mencatat selama ini belum ditemukan adanya pengiriman ilegal tanpa disertai izin.
“Tugas pos karantina melakukan pemeriksaan barang dengan menyesuaikan barang yang dikirim dengan dokumen surat angkutan tumbuhan dan satwa liar dalam negeri (SATS-DN),” katanya.
Sama halnya tumbuhan maupun satwa liar yang dikategorikan komersil termasuk sarang burung walet harus memiliki izin terlebih dahulu dari BKSDA setempat.
“Untuk biaya pengiriman disesuaikan dengan ekpedisi yang dipilih dari pengusahanya, apakah melalui udara, laut dan darat. Untuk tranportasi udara pengiriman sarang burung walet kebanyakan tujuan ke Surabaya, Jakarta dan Medan, belum ada keluar negeri,” tandasnya. (hgn/yit)