Banjir di Kalimantan Tengah yang terjadi tahun ini dinilai paling parah. Hampir seluruh kabupaten/kota diterjang bencana musiman itu. Pemerintah bersama warga, swasta, dan berbagai organisasi, bahu membahu menyalurkan bantuan dengan berbagai cara.
======
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalteng Erlin Hardi melalui Sekretaris Maria Cahaya mengatakan, banjir terparah terjadi di Katingan. Sebanyak 13 kecamatan terdampak, terdiri dari 123 desa, 27.290 kepala keluarga (KK), 76.966 jiwa, 1.047 jiwa pengungsi, dan 17.745 rumah.
”Yang masih banjir di Kecamatan Katingan Hilir, Tasik Payawan, Kamipang, dan Kecamatan Mendawai. Kondisi perkembangan penurunan ketinggian air sekitar satu meter. Tapi, di Mendawai terus bertambah dan hampir semua rumah terendam,” ujarnya.
Cahaya menuturkan, di Katingan sudah ada dapur umum yang didirikan sebanyak 35 titik. Selain itu, dilakukan pendistribusian air bersih dan pembagian nasi bungkus, termasuk pendampingan tim relawan trauma healing.
”Pemerintah terus bergerak melakukan pelayanan dan memberikan perhatian terbaik pada masyarakat,” ujarnya.
Selanjutnya, Cahaya mengatakan, banjir di Kobar melanda tiga kecamatan, 26 desa/kelurahan, 3.720 KK, 12.029 Jiwa, dan 3.407 rumah terdampak. Daerah yang masih terendam dua kecamatan, yaitu Arut Selatan dan Kotawaringin Lama.
”Di sana sudah mengaktifkan personel posko banjir. BPBD melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi terdampak banjir dan penyediaan bantuan bahan pokok dan material bahan bangunan berupa kayu dan paku,” ujarnya.
Kemudian, di Kabupaten Pulang Pisau, ada tiga kecamatan, terdiri dari 0 desa atau kelurahan, 1.019 KK, dan 2.191 jiwa terdampak. Di Kecamatan Kahayan Tengah, ketinggian air mencapai 24 cm. Selain itu, jalan yang terendam sepanjang 741 meter.
”Tim gabungan sudah melakukan pengaturan lalu lintas di ruas jalan yang terendam dengan cara buka tutup. Selain itu, ada Kecamatan Jabiren Raya, ketinggian air 77-110 cm. Di sana membentuk pos lapangan,” ujarnya.