Warga Miskin Sakit Tak Diperhatikan Ketua RT, Langsung Didatangi Bupati Kotim

Jangan Sampai Ada Yang Terlantar

Bupati Kotim,Warga Sakit
Bupati Kotim Halikinnor dan rombongan ketika menjenguk dan membantu salah satu warga yang sakit keras di wilayah Kecamatan Mentawa Baru Hilir Utara, baru-baru tadi.(dok.radarsampit)

SAMPIT – Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan, kepada jajajaran di bawahnya,  mulai dari camat, lurah, kepala desa, hingga ketua rukun tetangga (RT) untuk aktif mendata warganya yang tidak mampu,  baik secara finansial ataupun tidak mampu secara fisik.

“Saya ada menemukan Ketua RT yang tidak melaporkan warganya yang sakit. Warganya sudah meninggal, punya penyakit gangguan kejiwaan. Saat saya tahu informasinya, langsung saya jenguk, rumahnya saya perbaiki, karena saya sangat prihatin,” ujarnya, Senin (18/10).

Warga yang dimaksud berjenis kelamin perempuan yang berdomisili di Jalan Iskandar, Kecamatan MB Ketapang. Warga tersebut sudah lama mengidap gangguan jiwa.

“Maksud saya jangan sampai ada warga yang seperti itu dibiarkan. Karena, kita sebagai pejabat itu baik Bupati, Kadis, Camat, Lurah sampai Ketua RT itu diamanahkan rakyat. Ini  jadi tanggungjawab kita semua untuk lebih peduli terhadap warganya. Saya tidak ingin kedepan ada warga yang dibiarkan sakit tidak didata, tidak dilaporkan,” imbuh Halikinnor.

Dirinya mengakui masyarakat Kotim memiliki kepedulian yang tinggi dalam membantu sesama. Hal itu terbukti saat ribuan warga yang tinggal tersebar di delapan kecamatan terdampak banjir.

Baca Juga :  Baru Bebas, Residivis Ditangkap Lagi

“Kalau belum ada bantuan dari pemerintah, gerakan hati, bantulah secara pribadi. Saya salut dengan masyarakat Kotim yang saat kejadian banjir beberapa minggu lalu banyak komunitas dan semua pihak yang peduli membantu. Itu sangat luar biasa. Artinya, asalkan persoalan itu naik kepermukaan apalagi dibantu media yang mempublikasikannya pasti banyak masyarakat yang peduli membantu,” paparnya.

Halikin pun juga meminta masyarakat tak perlu berpikiran negatif terhadap siapa saja yang membantu. Ditegaskannya, membantu siapa saja itu ladang ibadah untuk diri kita sendiri, asal ikhlas, maka jadi amal ibadah.

”Tidak perlu berpikiran negatif, pencitraan segala macam, jauhkan pikiran negatif seperti itu. Yang terpenting, bagaimana kita bisa saling menularkan kebaikan yang sudah menjadi tanggungjawab kita bersama. Termasuk ketika melihat tetangga sendiri. Kalau kita kenyang, tetangga kelaparan, kita tidak peduli, kita yang berdosa. Marilah sama-sama saling mengingatkan,” pungkasnya. (hgn/gus)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *